Hubungan Kerajaan Portugis dan Kerajaan Gowa-Talo Makksar
Kontak pertama antara Gowa dan Portugis terjadi pada tahun 1538. Dalam buku Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1985), perwakilan Portugis di Malaka mengirim utusan untuk menghadap Raja Gowa ke-9 yakni Daeng Matanre Karaeng Tuma'parisi' Kallonna (memerintah 1511-1546).Hubungan erat langsung terjalin, dan salah satu buktinya terjadi pada tahun 1573.
Agussalim dalam buku Prasejarah-Kemerdekaan di Sulawesi Selatan (Deepublish, 2016) menulis bahwa saat itu, kapal ekspedisi milik Fernão Ortiz de Tavora mengalami kecelakaan di dekat Pulau Selayar. Raja Gowa saat itu yakni I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo' kemudian mengutus kapal pemberi pertolongan. Ortiz dan rombongan bahkan diantar hingga ke Maluku.
Relasi harmonis sejatinya dibangun sebelum tahun 1573. Di masa berkuasanya Raja Gowa ke-10 yakni I Manrigau Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565), ia memberi izin pada Portugis untuk mendirikan perwakilan dagang di wilayahnya. Alhasil dalam waktu singkat, Bandar Sombaopu kian ramai dengan aktivitas jual beli.Kapal-kapal dagang Portugis membawa barang-barang seperti kain, bahan baku sutra, emas dan porselin yang dibawa langsung dari China.
![]() |
Ilustrasi |
Barang-barang tersebut mereka jual. Selain itu, mereka juga membeli sejumlah komoditas macam lilin kulit, sandal kayu, batu besoar dan masih banyak lagi.Terjadi pula interaksi saling menguntungkan. Pihak Gowa mendapat sejumlah tambahan keterampilan, seperti membangun benteng pertahanan modern menggunakan formasi bebatuan.
Sedangkan orang Portugis berbaur dengan masyarakat dan belajar budaya lokal. Sebagian bahkan menetap serta kawin-mawin dengan orang Makassar.Salah satu buktinya ditulis oleh Zainuddin Tika dalam buku Makassar Tempo Doeloe (Pustaka Taman Ilmu, 2019). Sultan Alauddin (Raja Gowa ke-14, 1593-1639) menikah dengan wanita Portugis. Mereka kemudian dikaruniai anak bernama Francisco Mendes. Kelak, Mendes menjadi sekretaris bagi saudara tirinya yakni Sultan Malikussaid (1639-1653), sang Raja Gowa ke-15.
Masih pada masa Sultan Alauddin, tepatnya tahun 1633, Raja Gowa pertama yang memeluk Islam tersebur juga mengizinkan umat Katolik mendirikan gereja pada 1633. Saat itu ada tiga pastor Portugis yang berdiam di Gowa yakni Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio serta Vicente Viegas.
Setelah Bandar Malaka direbut VOC pada Januari 1641 dari tangannya Portugis, Sultan Malikussaid (pengganti Sultan Alauddin) bertitah bahwa Gowa membuka pintu selebar-lebarnya untuk para pengungsi Portugis. Tepat di tahun yang sama, sekitar 3 ribu orang Portugis datang ke Pelabuhan Sombaopu setelah menyusur lautan selama beberapa bulan.
Belum ada Komentar untuk "Hubungan Kerajaan Portugis dan Kerajaan Gowa-Talo Makksar"
Posting Komentar